Sabtu, 11 Oktober 2014

Dasar-dasar Manajemen -- Perilaku Produsen

Diposting oleh Unknown di 23.01
Bab I
Pendahuluan
1.1  Latar Belakang
Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan menciptakan kemakmuran. Inti masalah ekonomi adalah adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Permasalahan itu kemudian menyebabkan kelangkaan, juga menyebabkan beberapa perilaku yang berasal dari produsen dan konsumen. Subyek dalam ekonomi dapat dibagi dalam dua besaran, yaitu mikro ekonomi dan makro ekonomi. Dalam ekonomi mikro dipelajari tentang bagaimana individu menggunakan sumber daya yang dimilikinya sehingga tercapai tingkat kepuasan yang optimum. Salah satu bagian dari pembahasan mikro ekonomi adalah mempermasalahkan kemampuan produsen, pada saat menggunakan sumber daya yang ada untuk menghasilkan atau menyediakan produk yang bernilai maksimal bagi konsumennya.
Oleh karena itu makalah ini dibuat untuk melihat sejauh mana sebuah perusahaan dalam memproduksi kebutuhan konsumen-konsumennya. Produsen sangat berpengaruh terhadap masyarakat karena produsen yang menyediakan sebagian dari kebutuhan kita. Namun, produsen tidak asal menyediakan keperluan masyarakat. Dalam memproduksi barang yang akan disalurkan, produsen juga memiliki tahap-tahap yang harus dijalankan guna memenuhi kebutuhan masyarakat. Selain itu, para produsen juga harus jujur dalam pembuatan produksinya maupun dalam penjualan produksinya agar masyarakat dapat tetap percaya kepada produsen yang bersangkutan.

1.2  Rumusan Masalah
      1. Apa yang di maksud produksi?
      2. Definisi perilaku produsen ?
      3. Apa saja faktor dan tujuan produksi?
      4. Apa fungsi produksi?
      5. Apa kegiatan produksi?
      6. Apa yang dimaksud produksi optimal?
1.3  Tujuan
Tujuan dari dibuatnya makalah ini yaitu, agar kita dapat memahami apa yang dimaksud perilaku produsen, apa saja tujuan dan fungsi dari perilaku produsen serta mengetahui permasalahan dalam produksi. 


BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Pengertian Perilaku Produsen
Produksi adalah kegiatan menambah kegunaan suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. Kegiatan menambah kegunaan suatu benda dengan mengubah sifat dan bentuknya dinamakan produksi barang. Sedangkan kegiatan menambah kegunaan suatu benda tanpa mengubah bentuknya dinamakan produksi jasa.
Produksi barang selanjutnya dapat dibedakan atas produksi barang konsumsi dan produksi barang modal. Barang konsumsi merupakan barang yang siap untuk dikonsumsi. Sedangkan barang modal adalah barang barang yang dipergunakan untuk menghasilkan barang berikutnya. Jadi barang modal tidak dapat digunakan secara langsung untuk memenuhi kebutuhan.
Produksi jasa juga dapat dibedakan atas jasa yang langsung dapat memenuhi kebutuhan dan jasa yang tidak secara langsung memenuhi kebutuhan. Perawatan dokter, jasa seorang guru merupakan contoh produksi jasa yang langsung memenuhi kebutuhan. Sedangkan pergudangan, perbankan merupakan contoh produksi jasa yang tidak secara langsung memenuhi kebutuhan.
Orang atau perusahaan yang menghasilkan barang atau jasa untuk dijual atau dipasarkan disebut produsen. Perilaku produsen adalah kegiatan pengaturan produksi sehingga produk yang dihasilkan bermutu tinggi sehingga bisa di terima di masyarakat dan menghasilkan laba. Seorang produsen mempunyai satu masalah pokok, yaitu bagaimana dengan sumber daya yang terbatas mereka mereka dapat mencapai hasil yang optimal atau keuntungan yang besar. Oleh karena itu laba adalah suatu ukuran keberhasilan bagi produsen.
Adapun tahap-tahap produksi adalah sebagai berikut :
1.      Mencari tahu  keinginan pasar atau konsumen.
2.      Desain produk, mendesain produk sesuai dengan keinginan pasar atau konsumen.
3.      Proses produksi, memproses produksi secara efektif dan efisien sesuai dengan desain produk.
4.      Pemasaran dan pendistribusian produk dengan pelayanan yang baik.
5.      Perilaku produsen dalam kegiatan ekonomi
contoh perilaku produsen:
a.    Mencari keuntungan dengan pemakaian modal seminimal mungkin tapi dengan hasil semaksimal mungkin.
b.    Mematok biaya produksi berdasarkan tingkat harga barang modal.
c.     Member potongan harga kepada konsumen yang membeli produk dalam jumlah banyak.
d.    Menghasilkan barang atau jasa yang sesuai trend pasar saat ini.

2.2.   Tujuan Kegiatan Produksi
Tujuan kegiatan produksi secara umum adalah menyediakan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia guna mencapai kemakmuran. Kemakmuran tercapai jika tersedia barang dan jasa dalam jumlah yang mencukupi.
Dalam kegiatan produksi terdapat beberapa pihak yang terkait. Pertama adalah pihak yang menghasilkan atau memproduksi barang dan jasa yang biasa disebut dengan produsen. Sedangkan pihak kedua adalah pihak yang mengkonsumsi barang dan jasa yang disebut dengan konsumen atau masyarakat. Oleh karena itu tujuan produksi dapat dilihat secara khusus dari kepentingan pihak-pihak tersebut. Bagi produsen, tujuan produksi adalah untuk meningkatkan keuntungan serta menjaga kesinambungan perusahaan. Sedangkan bagi konsumen atau masyarakat, tujuan produksi adalah untuk menyediakan berbagai benda pemuas kebutuhan. Dan terdapat tujuan yang lain yaitu :
a.       Menghasilkan barang untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
b.       Memaksimalkan sumber daya yang ada.
c.       Meminimalkan biaya produksi.
d.       Mengganti barang yang telah habis atau yang rusak.
e.       Memaksimalkan hasil produksi.
f.        Mencari tambahan modal.
2.3   Faktor-faktor Produksi
Faktor-faktor produksi adalah segala sesuatu yang dibutuhkan untuk memproduksi barang dan jasa. Faktor produksi yang bisa digunakan dalam proses produksi terdiri atas tenaga kerja manusia, sumber daya alam, modal dan keterampilan (skill).
A.      Faktor Produksi Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan faktor produksi insani yang memegang peranan penting. Tenaga kerja didefinisikan sebagai sekumpulan orang yang mempunyai keinginan dan kemampuan untuk mengerjakan sesuatu pekerjaan, beda tingkat gaji atau upah tertentu dalam rentang waktu tertentu. Setiap tenaga kerja yang bekerja memperoleh balas jasa berupa upah atau gaji, yang telah ditentukan sebelumnya.
Dalam faktor produksi tenaga kerja ini terkandung unsur fisik, pikiran, serta kemampuan yang dimiliki oleh tenaga kerja. Tenaga kerja dapat dikelompokan berdasarkan kualitas (kemampuan dan keahlian) dan berdasarkan sifat kerjanya.
a.       Tenaga kerja menurut kualitasnya
1)      Tenaga kerja terdidik (skilled labour), yaitu tenaga kerja yang memperoleh pendidikan tertentu baik formal maupun non formal sehingga memiliki keahlian di bidangnya. Contoh: dokter, insinyur, akuntan, psikologi, peneliti.
2)      Tenaga kerja terlatih (trained labour), yaitu tenaga kerja yang memperoleh keahlian berdasarkan latihan dan pengalaman. Contoh: montir, tukang kayu, tukang ukir, sopir, teknisi.
3)      Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih (unskilled and untrained labour), yaitu tenaga kerja yang tidak melalui pendidikan dan latihan atau tenaga kerja yang mengandalkan kekuatan jasmani daripada rohani. Contoh: tenaga kuli pikul, tukang sapu, pemulung, buruh tani.
b.      Tenaga kerja menurut sifat kerjanya
1)      Tenaga kerja rohani, yaitu tenaga kerja yang menggunakan pikiran, rasa, dan karsa. Misalnya guru, editor, konsultan, dan pengacara.
2)      Tenaga kerja jasmani, yaitu tenaga kerja yang menggunakan kekuatan fisik dalam kegiatan produksi. Misalnya adalah tukang las, pengayuh becak dan sopir.
2.4   Fungsi Produksi
Setiap proses produksi mempunyai landasan teknis yang disebut fungsi produksi. Fungsi produksi adalah suatu fungsi atau persamaan yang menunjukkan hubungan antara jumlah faktor-faktor produksi yang dipergunakan dengan jumlah produk yang dihasilkan per satuan waktu, tanpa memperhatikan harga-harga, baik harga faktor-faktor produksi maupun harga produk. Sifat fungsi produksi terdapat dalam suatu hukum ekonomi yaitu : "The Law of Diminishing Returns"  (Hukum Kenaikan Hasil Berkurang). Hukum ini menyatakan bahwa jika salah satu input ditambah dengan input lain yang dianggap tetap maka hasil output dari pertambahan input tadi mula-mula akan bertambah, tetapi lama kelamaan akan menurun menurun setelah sampai pada titik maksimalnya jika input terus menerus ditambah. Misalkan kita memproduksi jas. Dalam fungsi produksi, jas itu bisa diproduksi dengan berbagai macam model, sehingga semakin hari jumlahl jas yang dibuat bertambah banyak namun jumlah pekerja, mesin dan faktor inputan produksi lainnya dalam kondisi tetap. Maka proses produksi akan menjadi semakin tidak efektif karena lama kelamaan para pekerja tidak akan sanggup mengerjakan tugas membuat jas yang semakin banyak, akhirnya hasil produksi akan menurun seiring berjalannya waktu produksi.
2.5    Kegiatan Produksi
Seorang produsen harus mempunyai rencana-rencana tentang tujuan dan apa yang sedang atau akan dicapai.
Perencanaan yang baik harus memenuhi persyaratan berikut ini.
1. Faktual dan realistis; artinya apa yang dirumuskan sesuai fakta dan wajar untuk dicapai dalam kondisi tertentu yang dihadapi perusahaan.
2. Logis dan rasional; artinya apa yang dirumuskan dapat diterima oleh akal sehingga perencanaan dapat dijalankan.
3. Fleksibel; artinya perencanaan yang baik adalah yang tidak kaku yaitudapat beradaptasi dengan perubahan di masa yang akan datang.
4. Komitmen; artinya perencanaan harus melahirkan komitmen terhadapseluruh isi perusahaan (karyawan dan pimpinan) untuk bersama-sama berupaya mewujudkan tujuan perusahaan.
5. Komprehensif; artinya perencanaan harus menyeluruh dan meng-akomodasi aspek-aspek yang terkait langsung terhadap perusahaan.

BAB III
PENUTUP

3.1    Kesimpulan
Produksi adalah kegiatan menambah kegunaan suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. Kegiatan produksi ini dilakukan oleh seseorang yang disebut dengan produsen. Sedangkan kegiatan pengaturan produksi sehingga produk yang dihasilkan bermutu tinggi sehingga bisa di terima di masyarakat dan menghasilkan laba disebut Perilaku produsen. Seorang produsen dalam melakukan proses produksi untuk mencapai tujuannya harus menentukan dua macam keputusan, yaitu berapa output yang harus diproduksikan, dan berapa dalam kombinasi bagaimana faktor-faktor produksi (input) dipergunakan. Faktor produksi yang bisa digunakan dalam proses produksi terdiri atas tenaga kerja manusia, sumber daya alam, modal dan keterampilan (skill). Dalam teori ekonomi, setiap proses produksi mempunyai landasan teknis yang disebut fungsi produksi. Fungsi produksi adalah suatu fungsi atau persamaan yang menunjukkan hubungan antara jumlah faktor-faktor produksi yang dipergunakan dengan jumlah produk yang dihasilkan per satuan waktu, tanpa memperhatikan harga-harga, baik harga faktor-faktor produksi maupun harga produk.
Dalam kegiatan produksi seorang produsen harus mempunyai rencana-rencana tentang tujuan dan apa yang sedang atau akan dicapai. Perencanaan yang baik harus memenuhi beberapa syarat yaitu, Faktual dan realistis, logis dan rasional, fleksibel, komitmen, dan komprehensif.
Dalam perilaku produsen, produksi optimal dikaitkan dengan penggunaan faktor produksi untuk memproduksi output tertentu, posisi optimal akan tercapai ketika tidak mungkin mengurangi output produksi yang lain untuk meningkatkan output. Tingkat produksi optimal atau Economic Production Quantity (EPQ) adalah sejumlah produksi tertentu yang dihasilkan dengan meminimumkan total biaya persediaan. Dan terdapat, Least cost combination yang digunakan untuk menentukan kombinasi yang mana memerlukan biaya terendah apabila jumlah produksi yang ingin dihasilkan telah ditentukan.

Daftar Pustaka

Sari Yulia. 2013. Ekonomi Mikro, Perilaku Produsen. http://yuliasari01.blogspot.com/






0 komentar:

Posting Komentar

 

Masita eRfina Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea